Cerita Dewasa Kurenggut Keperawanan Sepupuku - Namaku Charles berusia 24 tahun. Meski usiaku kini sudah lumayan dewasa, namun pengetahuanku dalam dunia percintaan masih sangat minim & belum punya banyak pengalaman yg layak dibangga kan sebagaimana layaknya anak muda jaman sekarang.
Sekarangku sedang bekerja pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa.
Jarak kantor itu lumayan jauh dari tempat tinggalku. sekarang aku tinggal dengan Om aku yang bernama Om Rudi. Yang sehari-hari bekerja sebagai Kepala sekolah di sebuah SMP Negeri yg cukup terkenal di kota kami.
Sementara tanteku bekerja sebagai perawat di sebuah RS swasta. Kedua anaknya tinggal kost di kota lain karena mereka ngak mau kuliah di kota kami. Sejak kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, Mm dan Tanteku hanya tinggal bertiga dengan seorang pembantu.
Sekitar dua bulan kemudian Om Rudi mengajakku agar aku tinggal bersama mereka, dengan alasan dari pada aku harus bayar kost di luar, lebih baik aku tinggal di rumahnya karena di rumahnya ada kamar yg masih kosong" kata om Rudi memberi alasan.
Sebulan kemudian, tante Rina membawa keponakannya ke rumah. Nama keponakan tante Rina adalah Anjani, usianya 19 tahun, dan ia sedang menjalani masa kuliah.
Anjani adalah seorang gadis yg cantik, rajin, cerdas dan baik hati pada semua orang. Suatu ketika, Om Rudi dan tante Rina pergi jalan-jalan. Ia sempat mengajakku, namun aku menolak dengan alasan kecapean, lalu tante Rina mengajak Anjani, namun Anjani juga menolak dengan alasan kecapean.
Sebelum Om dan Tante meninggalkan rumah, mereka ngak lupa berpesan agar kami berdua berhati-hati, karena sekarang banyak maling yg berpura-pura datang sebagai tamu. Setelah selesai berpesan, Om dan Tante pun pergi.
Sejak kepergian Om dan Tante, rumah jadi hening, sekarang hanya ada suara TV, namun sengaja aku kecilkan volumenya karena Anjani sedang belajar.
Aku hanya duduk di ruang depan menonton sebuah sinetron yg ditayangkan salah satu stasiun TV swasta. Kebetulan film yg aku tonton adalah film horor indonesia yg serem campur adegan seksi, yg pakai berenang di kolam dengan bikini.
Aku sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki yg sedang asyik berselingkuh dengan seorang gadis yg ternyata teman sekantornya sendiri. Sanking asyiknya aku malah di kagetkan oleh Anjani dari belakang.
Ia tersenyum manis sambil menatap mata sayu dan menarik lenganku dengan manja menuju kamarnya.
Ketika tanganku di tarik, aku menjadi deg-degan, yang aku tidak tau apa yang ingin dia lakukan.
Begitu masuk kamar, Sejenak aku terpana melihat tubuhnya yg nyaris sempurna. aku amati pinggangnya bagaikan gitar yg berlekuk montok, dengan paha yang kencang, mulus, dan bersih.
Selain itu juga tampak buah dadanya sangat menantang. Pemandangan itu sempat mengundang pikiran jahatku. Bagaimana rasanya kalau aku menikmati tubuhnya yg nyaris sempurna itu." pikirku dalam hati
Namun aku berusaha menyingkirkan pikiran itu, karena aku pikir bahwa dia adalah sepupu iparku dan aku menganggapnya sudah seperti adik kandung sendiri.
“Ada apa sih Anjani? Kok kamu mengajak aku masuk ke kamar kamu?” kataku agak bingung sambil berusaha melepaskan tanganku yg di genggamnya.
Sebenarnya bukan karena aku menolak tetapi karena aku grogi aja. Maklum aku belum pernah masuk ke kamar Anjani sebelumnya.
“Kak, Aku mau minta tolong nih!” katanya sambil menatapku.
“Kakak mau nggak membantu aku menyelesaikan tugas ini, soalnya besok sudah harus dikumpulin kak.” kata dia setengah merengek.
“Oh, maksudnya kamu mau minta tolong agar aku membantu kamu mengerjakan tugas itu? Okelah. aku akan membantumu dengan senang hati, karena aku kan sudah berjanji untuk selalu menolongmu.” kataku mantap menggombalnya.
“Asyiiik, makasih ya kakak.” kata Anjani sambil menciumku.
Aku pun segera membantunya sambil sesekali mencuri pandangan, namun sepertinya ia tidak menyadari kalau aku memperhatikanya. Setelah kami mengerjakan tugas itu sekitar 30 menitan, tiba-tiba Anjani berhenti mengerjakan tugas itu. Ia mengeluh sambil memegangi keningnya.
“Aduuuh, kepala aku pusing nih, pijitin bentar dong kak?” katanya sambil merapatkan badannya ke dadaku.
Sempat aku merasakan gesekan dari tokednya yang cukup kencang namun terasa lembut sekali.
Lalu aku mulai menekan-nekan keningnya dengan lembut.
“Kak, di lehernya juga sekalian" ucapnya singkat. Setelah aku memijatnya sekitar 10 menitan, ia malah request pengen tiduran dan di pijitin.
“Kak, aku tiduran di kasur aja ya? Biar pijitnya gampang.” ucapnya
“Terserah kamu ajalah.” kataku sambil mengikutinya dari belakang.
Lagi-lagi aku terkesima melihat pinggulnya yg sungguh aduhai. lalu ia berbaring telungkup di atas kasur sambil menyuruhku memijat leher dan punggungku. Sesekali juga aku melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit atau karena geli." pikirku
“Kak, sekalian pakaikan hand body di punggung aku ya.” Requestnya lagi “Mungkin aku masuk angin ini.” katanya sambil mengangkat kaosnya.
Aku terkesima melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat itu. Dalam hatiku berpikir alangkah bahagianya aku kalau kelak mempunyai istri secantik wanita ini. Tetapi aku terus saja memijatnya dengan lembut.
Sesekali juga aku memutar-mutar jari-jari di tepi rusuknya. Setiap aku meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Kadang juga pinggulnya ditarik-tarik. Maklum, ia lagi ke gelian." ucapku dalam hati
Aku juga udah mulai merasakan penis yg mulai bergerak-gerak dan sekarang udah semakin tegang. Setelah pijit bagian punggungnya, Tiba-tiba Anjani membalikkan tubuhnya menghadap ke arahku.
Langsung nafasku sudah mulai tidak menentu. Sepertinya nafas Anjani juga sudah mulai tidak terkendali, Aku melihat bukitnya yg nampak berdiri kokoh dengan pentil berwarna merah jambu. Aku sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, "selama ini aku belum pernah melihat pentil toked yang berwarna merah jambu itu.
Di depan aku kini tergeletak seorang gadis yg tubuhnya begitu memabukkan nafas yang membuat batang kejantananku menjadi berdenyut-denyut. Seakan-akan penisku mau lompat menerjang tubuh Anjani yang terbaring ini,
Lalu aku mulai mengelus-elus perutnya yg putih bersih itu, tanpa sengaja aku menyenggol sedikit saja gundukan tokednya.
“Awwwww.” ucapnya kaget. aku dengan cepat memindahkan tangan, tetapi ia kembali menariknya
“Gpp kok kak, terusin saja keles.” ucapnya tersenyum-senyum kepadaku.
Mendengar kode lampu hijau seperti itu, aku benar-benar sangat senang sekali karena ngak pernah terlintas di dalam pikiranku akan mendapat kesempatan seperti ini. Kesempatan untuk mengelus-elus tubuh Anjani yang sangat bergairah.
“Aku ngak boleh melewatkan kesempatan ini,” ucapku dalam hati.
Kini Anjani semakin merasakan sentuhan jari-jariku, aku mendengar dari desahan nafasnya dan dari tubuhnya yg udah mulai hangat. Entah setan apa yg membuat Anjani lupa diri, dia tiba-tiba menarik wajahku, lalu mengusapnya dengan jari-jarinya yg lembut itu serta mulai mencium dan menggigit bibirku.
Aku hanya pasrah dan terus terang sebenarnya dari dulu sangat menginginkanya, namun selama ini aku pendam aja karenaku menghargainya dan menganggapnya sebagai adik sendiri.
Tetapi saat ini pikiran itu telah sirna dari kepala, yang dialiri oleh gelora darah muda yang bergejolak nafsu. Ia terus mencium aku dan begitu juga sebaliknya aku mencium dia dengan penuh nafsu.
Melihat gelagat Anjani yg sudah di luar batas kendali itu, Aku pun ngak mau tinggal diam.Aku mulai mulai meremas-remas payudaranya yg menantang. Dengan di lanjutkan mengisap pucuknya pentilnya.
“Ahhhhhhh..” desahan pertama mulai terdengar
Aku melihat Anjani semakin menikmati. Sesekali ia menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil tetap mengeluarkan desahan.
“Aahh.. ahhhhh..” benar-benar nikmat rasanya. Aku merasakan juga penisku semakin tegang dan semakin panjang.
Begitu tanganku memegang memeknya, Aku merasakan lubang kemaluannya udah hangat dan berlendir. Rupanya ia sudah benar-benar sangat terangsang dengan permainan ku dari atas.
Tetap dengan nafas yg tersengal-sengal. Aku melorotkan celana dalam Anjani. Dengan sekali tarik, aku berhasil melepaskan CD-nya.
Sejenak aku terpana menyaksikan tubuh bugilnya yang montok itu, dengan kulit kuning langsat, halus, dan bersih.
Kembali penisku berdenyut-denyut, seakan meronta-ronta ingin menerjang lubang nikmat Anjani yg masih tertutup rapat. Aku malah jadi sangat gemas melihat lubang kemaluannya dan di lanjut mengusap-usap bibir memek dan klitorisnya.
Aku melihat Anjani semakin terlelap dalam nafsunya. Ia hanya bisa mendesah-desah ketika aku menjilati seluruh bibir memeknya itu.
“Ahhh... Ahhh... Ahhh...” Begitu suaranya yang nyaris tidak berubah.
Kemudian aku membuka lebar pahanya. Agak sedikit aku tarik pantannya dan merapatkan pada selangkangannya. Semakin dekat seperti itu, aku menempelkan ujung penisku di bibir kemaluannya yg masih sangat rapat namun udah basah dengan cairan lendir tadi.
“Pelan-pelan ya kak, soalnya takut sakit” Pinta Anjani slow
“Iya sayang, kamu ngangkang aja yang benar, ntar juga ngak sakit kok” ucapku membuat dia merasa santai. kemudian aku mendorong penisku ke dalam lubang memeknya pelan-pelan.
“Awwwwww... Ssshhh... Hmmmmmm...” responnya ketika penisku berhasil masuk
“Tahan bentar ya sayang.” ucapku
Lalu aku kembali mendorongnya pelan-pelan dan kini batangku sudah mulai terbiasa berkat pelicin lendirnya yang masih tersisa. Reaksi Anjani hanya menggelinjang dan menggigit bibirnya saja. Tetapi aku terus mengocok dengan irama pelan-pelan.
“Awwww... Ouhhhhh... Ahhhhh... Ssssshhh !” Jeritnya memang ganas karena vaginanya masih sangat rapat.
“Tahan ya sayang,” aku mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya erat-erat.
“Ahhhh...” Anjani menjerit panjang. Ia memukul dadaku dengan keras sambil menarik pantatnya.
“Sakit kak, sakitt aduuuuuuh..” ucapnya
Rupanya batang kejantananku menembus sesuatu yg kenyal dalam lubang kenikmatan Anjani. Dan ternyata aku telah berhasil menembus selaput daranya. Dari lubang memek dia tampak mengalir darah segar.
Aku terus saja menggoyang-goyangkan pinggul maju mundur sambil menciumi bibirnya agar dia tidak menjerit kencang lagi.
Hingga akhirnya aku tidak kuat menahan denyutan dari jepitan memek Anjani, akibatnya kenikmatan yang diberikan Anjani sangat luar biasa, batangku semakin di gigit oleh bibir memeknya dan kini aku benar-benar ngak sanggup lagi untuk menahannya.
Aku mulai mengendorkan kecepatan goyanganku, karena aku tau sedang dilanda ujung orgasme.
Sebelum spermaku muncrat, Terasa sekali aliran darah bergerak dari ujung kaki ke penis, dan dari ujung kepala ke penis. Semuanya menyatu dan berpusat di kepala penisku hingga akhirnya aku muntahkan.
Crooott... ! "muncratlah sebagian air mani itu di dalam memeknya dan sebagian di luar memeknya" Croot... Crooot.." Sisa muncratan sperma lagi tepat di bagian bibir memeknya yg merah jambu.
Akhirnya, kejantananku mengeluarkan cairan yang membuat kaki menjadi lemas untuk berdiri. dan aku hanya berbaring di atas kasur bareng Anjani.
Aku sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Anjani secara tidak sah. Namun rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Aku hanya tersenyum lalu mengecup bibir Anjani dan berkata Thank you sayang.
Apalagi tampak tubuh Anjani basah oleh keringatnya, tetapi dari wajahnya terlihat berseri-seri karena puas.
“Tenang kak, ntar kita mandi bareng, biar seger.” ajak Anjani kepadaku
Setelah mandi dan kami seperti biasa beraktivitas, sambil menunggu Om dan Tante pulang dari jalan-jalannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar